Revisi
Makalah Bahasa Indonesia
BAHASA PENGEMBANG KEPRIBADIAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok
I
ASFIH HARTAHTAH 3101131205
DENY MEGANA S 3101131208
FRANS AMJAS R N 3101131214
VRANSISCA BARUS 3103131076
WENYATI KALOKO 3103131079
Kelas :
B REGULER 2010
JURUSAN
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas seleseinya penulisan makalah “Bahasa Indonesia” yang membahas mengenai Bahasa Pengembang Kepribadian ini. Makalah ini kami buat
berdasarkan buku-buku penunjang yang kami miliki dan dari situs-situs yang
berhubungan dengan mata kuliah ini serta dari berbagai sumber lainnya.
Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia Khusunya yang tengah membimbing kami pada mata kuliah
umum ini yaitu Ibu
Muharinah. Kami berharap Semoga Makalah singkat ini nantinya bermanfaat bagi
kita semua terutama pada para pembacanya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan lebih dan
kurang kami mohon maaf dan demi perbaikan hasil Makalah singkat ini, kami
perlukan kritik beserta saran dari para pembaca sekalian agar kelak mendapat
masukan yang lebih baik untuk kedepannya, akhir kata kami haturkan terima
kasih, wabbillahi taufikwallidaya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Medan, November 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………ii
Bahasa Pengembang
Kepribadian………………………………………………………1
A.
Pengertian
Bahasa…………………………………………………………...1
B.
Pengertian Kepribadian
…………………………………………………….2
C.
Kepribadian Secara
Umum………………………………………………….2
D.
Kepribadian Menurut
Psikologi……………………………………………..2
Faktor Pendukung
Kepribadian…………………………………………………………4
Hubungan Bahasa
dengan Kepribadian………………………………………………....5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..8
BAHASA
PENGEMBANG KEPRIBADIAN
1.
Pengertian
Bahasa
Berbagai perngertian bahasa menurut para ahli dan
sumber lainnya yaitu :
Ø Harimurti
Kridalaksana berpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi
arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri.
Ø Wojowarsito
berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan,
pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.
Ø Bahasa
adalah lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya. Bahasa yang berkembang baik berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat
aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.
Ø Menurut
Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Ø Pendapat
lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau
memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk
membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang
dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang
jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari
keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Ø Panggabean
(1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan
melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Ø Soejono
(1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting
dalam hidup bersama.
Ø Menurut
Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu bahasa dapat
didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional
untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan
kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan
2.
Pengertian
Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
Makin
meningkatnya persaingan profesinalisme dalam kancah bisnis modern, maka guna
untuk menunjang keberhasilan dalam pekerjaan. Selain itu kemampuan untuk
berinteraksi antara individu secara efektif dan berkomunikasi dengan baik juga
akan membuat seseorang menonjol diantara yang lain.
Kepribadian
itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah
definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan
pengukurannya.
Kepribadian (personality) bukan
sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian
merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku
social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak
maupun perbuatan. Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya
boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang
yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan
teori, penelitian dan pengukurannya.
3.
Kepribadian secara umum
Personality atau kepribadian berasal
dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para
pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada
bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya
menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan
bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu
definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai),
bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau
“buruk” karena bersifat netral.
4.
Kepribadian menurut Psikologi
Untuk menjelaskan kepribadian
menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari George Kelly yang memandang
bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian
sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi
arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian
menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu
secara khas.
Allport menggunakan istilah sistem
psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu
sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara
keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan
istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap
individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang
berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan
Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari
konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut. Dari sebagian
besar teori kepribadian diatas, dapat kita ambil kesamaan sbb(E. Koswara):
1. sebagian besar batasan melukiskan kerpibadian sebagai
suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai
sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata
lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi penentu atau
pengarah tingkah laku kita.
2. sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti
perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari
setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat
atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan
dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang
kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat
kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif.
Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan
subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang
mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan
perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian
individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.
Definisi
kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber Kepribadian
adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.
d. Theodore R. Newcombe Kepribadian adalah organisasi
sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
e. Crisholm
bahwa Usaha untuk membantu individu
agar memahami dirinya sendiri, yaitu minat-minatnya, kemampuan-kemampuannya,
hasrat-hasrtanya dan rencana-rencananya dalam menghadapi masa depan.
Ada 3
faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian :
·
Faktor bawaan
Unsur ini terdiri dari bawaan
genetic ang menetukan diri fisik primer (warna, mata, kulit) selain itu juga
kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan, penesuaian diri.
·
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti sekolah,
atau lingkungan sosial/ budaya seperti teman, guru dll. Dapat mempengaruhi
terbentuknya kepribadian.
·
Interaksi bawaan serta lingkungan
Interaksi yang terus menerus antara
bawaan serta lingkungan menyebabkan timbulnya perasaan AKU/DIRIKU dalam diri
seseorang.
5.
Hubungan
Bahasa dengan Pengembangan Kepribadian
Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan “ Kami
putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu – tanah air Indonesia. Kami
putra dan putri Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan
bertanah air satu, berbangsa satu Indonesia, dan menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia, memiliki fungsi yang luarbiasa dalam mengembangkan
kepribadian bangsa. Fungsi tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara
Indonesia senantiasa berkepribadian, berperilaku, dan berbudi bahasa khas
Indonesia.
Pengalaman berbahasa yang amat berharga dalam
pengembangan kepribadian ini kemudian dikukuhkan dalam Undang-Undang Dasar1945
yang menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Penegasan ini
menunjukkan kedudukan dan fungsi yang bersifat formal. Sebagai bahasa negara,
bahasa ini harus digunakan dalam berbagai komunikasi resmi baik dalam lembaga
pemerintah maupun nonpemerintah,termasuk diberbagai tingkat lembaga pendidikan
di negara Republik Indonesia.
Sejak 2002 bahasa Indonesia ditetapkan sebagai mata
kuliah wajib bagi setiap mahasiswa di perguruan tinggi dalam kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian. Hal ini, selain untuk mengembangkan kepribadian, juga
untuk menjadikan bahsa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah bagi
mahasiswa dan ilmuwan lulusan perguruan tinggi. Pengalaman membuktikan bahwa
jumlah penulisan buku ilmiah di Indonesia relatif kecil. Di sisi lain, hampir
setiap mahasiswa mengeluh jika ditugasi oleh dosen untuk menulis makalah,
kertas kerja (paper), skripsi, atau karangan ilmiah lainnya. Sekalipun mengeluh
tugas tersebut memang dibuat oleh mahasiswa, namun bahasa yang digunakan belum
memenuhi harapan.
Sebagai matakuliah pengembang kepribadian,
pengajaran bahasa Indonesia bertujunan agar mahasiswa memahami konsep penulisan
ilmiah dan menerapkannya dalam penulisan karya ilmiahnya. Untuk itu, mahasiswa
dibekali bekali berbagai keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektif yang
terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang
sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya.
Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia dapat mengembangkan berbagai
kecerdasan, karakter dan kpribadian. Orang yang menguasai bahasa Indonesia
secara aktif dan pasif akan dapat
mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara sistematis, logis dan
lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang
terkait dengan potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan harapannya. Yang
kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk artikel,proposal proyek,
penulisan laporan, dan lamaran pekerjaan.
Disisi lain, orang
yang menguasai bahasa Indonesia dengan baik akan mampu pula memahami
konsep-konsep, pemikiran, dan pendapat orang lain. Kemampuan ini akan dapat
mengembangkan karakter dan kepribadiannya melalui proses berpikir sinergis,
yaitu kemampuan mengahasilkan konsep baru
berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya bersamaan dengan
pengalaman yang baru diperolehnya. Dampaknya, oarang yang berkarakter demikian
akan menjadi lebih cerdas dan kreatif dalam memanfaatkan situasi, stimulus, dan
pengalaman baru yang diperolehnya.
Kecerdasan yang didukung oleh kpribadian dan moral
yang tinggi memungkinkan setiap orang senantiasa menggali potensi yang ada
disekitarnya dan mengembangkannya menjadi kreatifitas baru. Kecerdasan ini
memungkinkan seseorang memiliki kepekaan yang tinggi untuk memanfaatkan
kekayaan budaya, seni,iptek, dan kekayaan alam menjadi sumber kreatifitas baru
yang tidak akan pernah habis. Misalnya :
merekayasa cerita klasik Baratayuda kedalam kreatifitas baru untuk
konsumsi masyarakat modern dan mengolahnya kedalam situasi, gaya dan versi baru
sehingga memenuhi tuntutan masyarakat modern. Tokoh GatotKaca misalnya dapat
dijadikan cerita yang menarik tentang kepahlawanannya dalam peperangan di ruang
angkasa lengkap dengan pakaian astronotnya yang dibumbui dengan romantismenya
bersama Pergiwa (istrinya) dalam paduan neoklasik disertai sentuhan teknologi
modern. Dampaknya, mahasiswa cerdas, berkepribadian, dan mampu menjadikan
bangsa ini berkualitas tanpa kehilangan akar budayanya.
Untuk mewujudkan kecerdasan dan kepribadian tersebut
mahasiswa dibekali keterampilan berbahasa yang secara alami diawali denagn
pemahaman fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam berbagai ragam
kebahasaan. Selanjutnya, mahasiswa dibekali keterampilan bagaimana mendapatkan
ide ilmiahmengorganisasikannya dengan kerangka karangan sebagai kerangka
berfikir, dan mengekspresikannya dengan ejaan yang benar, pilihan kata yang
tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang benar dalam sebuah karangan.
Untuk menyempurnakan karangan tersebut, mahasiswa
dibekali pengetahuan dan keterampilan menyunting naskah. Daripadanya, mereka
diharapkan dapat manulis karangan ilmiah (opini, artikel, makalah, paper,
skripsi) yang berkualitas. Untuk memperkaya keterampilan tersebut mahasiswa
dibekali pengalaman menulis resensi buku. Pengayaan ini, secara kognitif,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sehingga dapat menyempurkan karya
ilmiah yang ditulisnya.
Kini, sejak awal tahun 2000an sejak didengungkan
globalisasi informasi yang didukung berbagai peralatan komunikasi mutahir yang
sangat efektif dalam berbagai aktifitas masyarakat dunia, fungsi bahasa
Indonesia sebagai sarana pengembang kepribadian bangsa mulai mengahadapi
tantangan dari berbagai bahasa dunia terutama bahasa internasional yang
digunakan oleh berbagai bangsa. Tantangan ini harus dihadapai dengan membenahi
sistem pengajaran bahasa Indonesia, baik tingkat kedalaman maupun keluasannya.
Untuk itu, fungsi mata kuliah bahasa Indonesia kini dapat masa depan, bagi
mahasiswa, menjadi lebih penting, bukan saja sebagai perekat dan pemersatu
bangsa, tetapi juga sebagai sarana komunikasi ilmiah.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai matakuliah
pengembang kepribadian diarahkan pada kemampuan berbahasa yang baik ( dapat
diterima oleh orang lain) dan benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia). Fungsi
tersebut mencakup berbagai aspek :
v Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi ilmiah dalam berbagai media lisan maupun tulisan.
v Mengembangkan
kemampuan akademis.
v Mengembangkan
berbagai sikap, seperti sikap ilmiah, sikap paradigmatis dalam mengembangakan
pola-pola berfikir, dan sikap terpelajar dalam mengaktualisasi hasil
belajarnya.
v Mengembangakan
kecerdasan berbahasa.
v Mengembangkan
kepribadian terutama menciptakan kreativitas baru terkait dengan pengalaman,
pengetahuan, potensi, dan situasi baru yang dihadapinya, serta kemampuan
mengekpresikannya
v Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi antarpribadi sehingga memantapkan perkembangan
pribadinya, dan
v mengembangkan
kemampuan sebagai lambang bangsa dan negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Barus, Sanggup. Dkk. 2012. Bahasa Indonesia
Pengembang Kepribadian. Medan: UNIMED
Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Perguruan Tinggi). Jakarta :Gramedia